Bimbingan konseling yang sebenarnya paling potensial menggarap
pemeliharaan pribadi-pribadi, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yang
menyangkut disipliner
siswa. Memanggil, memarahi, menghukum adalah proses klasik yang menjadi label
BK di banyak sekolah. Dengan kata lain, BK diposisikan sebagai “musuh” bagi
siswa bermasalah atau nakal.
Seharusnya Bimbingan Konseling dapat menjadi pendamping dan penyeimbang bagi
para siswa, lebih-lebih pada siswa yang sudah menempuh jenjang sekolah menengah.
Mendesak untuk
diwujudkan, prinsip
keseimbangan dalam pendampingan orang-orang muda yang masih dalam tahap
pencarian diri. Orang-orang muda di sekolah menengah lazimnya dihadapkan pada
celaan, cacian, cercaan, dan segala sumpah-serapah kemarahan jika membuat
kekeliruan. Namun, jika melakukan hal-hal yang positif atau kebaikan, kering
pujian, sanjungan atau peneguhan. Betapa kesenjangan ini membentuk pribadi-pribadi yang selalu memiliki gambaran
diri negatif. Jika seluruh komponen kependidikan di sekolah bertindak sebagai
yang menghakimi dan memberikan vonis serta hukuman, maka semakin lengkaplah
pembentukan pribadi-pribadi yang tidak seimbang.
Siswa sekolah menengah berbeda dengan murid sekolah dasar. Mereka berada
pada tahap perkembangan remaja yang merupakan transisi dari masa anak-anak ke
masa dewasa. Konselor di sekolah menengah dituntut untuk memahami berbagai
gejolak yang secara potensial sering muncul beserta cara-cara penanganannya.
Pendekatan dan teknik-teknik konseling dalam berbagai bentuknya dapat
dipakai terhadap para pemuda yang sudah lebih berkembang daripada anak-anak
sekolah dasar. Kehadiran konselor langsung di hadapan para siswa disertai
dengan informasi yang tepat dan mantap tentang fungsi konselor dan pelayanan
bimbingan dan konseling pada umumnya akan sangat membantu peningkatan
pemanfaatan layanan konseling oleh para siswa.
Bimbingan konseling di sekolah menengah pertama
Perpindahan dari sekolah dasar ke satuan lanjutan ini merupakan langkah
yang cukup berarti dalam kehidupan anak, baik karena tambahan tuntutan belajar
siswa lebih berat, maupun karena siswa akan mengalami banyak perubahan dalam
diri sendiri selama tahun-tahun ini. Secara berangsur-angsur siswa akan
berusaha melepaskan diri dari pengawasan orang tuanya, dan akan dihadapkan pada
rangkaian perubahan jasmani maupun rohani pada dirinya. maka dari itu
dibutuhkan bimbingan yang lebih lagi pada siswa dibandingkan pada saat di
sekolah dasar.
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan program bimbingan konseling di
sekolah menengah pertama, yaitu:
- Tujuan penyelenggaraan
Sekolah memberikan bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan da keterampilan yang din peroleh di sekolah dasar yang bermanfaat bagi siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan ke jenjang selanjutnya.
- Kebutuhan siswa selama rentang umur 12-15 tahun
Kebutuhan utama pada masa ini adalah kebutuhan
psikologis, seperti mendapat kasih sayang, menerima pengakuan terhadap dorongan
untuk semakin mandiri, memperoleh prestasi di berbagai bidang yang dihargai
oleh teman sebaya, merasa aman dengan perubahan dengan kelas mainnya. Tantangan
pokok pada masa ini adalah menghadapi diri sendiri bila sudah mulai memasuki
fase pueral (masa pubertas), yaitu mengalami segala gejala kematangan
seksual yang biasanya sering disertai dengan aneka gejala sekunder seperti
berkurangnya semangat untuk bekerja keras, kegelisahan (galau), kepekaan
perasaan, kurang percaya diri, dan penantangan terhadap kewibawaan orang
dewasa.
- Pola dan Karakteristik lembaga sekolah
Untuk lembaga sekolah yang terletak di daerah
terpencil dengan jumlah kelas yang tidak terlalu besar, pola dasar yang dapat
dipegang ialah pola generalis. Ini berarti bahwa banyak kegiatan bimbingan
dapat dipegang oleh guru-guru bidang studi dan wali kelas, dengan mendapat
asistensi dari satu atau dua guru konselor. Untuk lembaga sekolah yang terletak
dilingkungan kota dengan segala problematikanya dan godaannya, apalagi dengan
jumlah kelas yang besar, semakin dituntut memegang pada suatu pola dasar yang
mengarah pada pola spesialis, tanpa mengabaikan sumbangan dari guru-guru bidang
studi dan wali kelas.
- Bimbingan yang menyeluruh
Di sekolah menengah pertama seluruh komponen bimbingan
yang termasuk layanan-layanan bimbingan semuanya harus mendapat perhatian yang
seimbang. Pemberian informasi meliputi, perkenalan yang lebih luas dengan dunia
pekerjaan, perkenalan berbagai bentuk pendidikan atas (sekolah umum atau
kejuruan).
- Bentuk bimbingan yang diberikan
Bentuk bimbingan yang terutama digunakan ialah
bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok merupakan
layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas topik tertentu untuk menunjang
pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan
atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.bimbingan individual merupakan lanjutan dari bimbingan kelompok dan
direalisasi melalui wawancara konseling. Sifat bimbingan yang diutamakan ialah
preservatif dan preventif. Preservatif merupakan usaha untuk menjaga keadaan
yang telah baik agar tetap baik, jangan sampai keadaan yang baik berubah
menjadi keadaan yang tidak baik. yang bertujuan menjaga jangan sampai anak
mengalami kesulitan, menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan.Sehingga siswa dapat menyesuaikannya dengan
perubahan-perubahan dalam dirinya sendiri dan meletakkan dasar dari
perkembangan diri selanjutnya.Sifat korektif akan muncul dalam kasus-kasus
penyimpangan siswa, yang pada umumnya berakar dalam situasi keluarga yang
kurang menentukan, dan dalam situasi kehidupan masyarakat setempat yang
menimbulkan banyak godaan, seperti pengguna narkotika, film dan buku porno,
mengendarai motor tanpa SIM, beraneka kenakalan serius yang lain.
- Peranan tenaga pendidik
Bimbingan konseling disesuaikan pada siapa yang
memegang peranan kunci, tergantung pada pola dasar yang dipegang. Bila mana
dipegang pola generalis, para guru bidang studi dan para wali kelas dan peranan
kunci, dengan mendapat bantuan dari satu atau dua guru konselor, khususnya
dalam rangka layanan pengumpulan data dan konseling. Guru –guru bidang studi
dapat menyisipkan banyak materi informasi dalam pengajaran, misalnya tentang
cara belajar yang tepat, tentang sekolah lanjutan, dan tentang dunia kerja.Bila
dipegang oleh spesialis, konselor sekolah dan beberapa guru konselor memegang
beberapa peranan kunci, dengan mendapat bantuan dari guru bidang studi dan wali
kelas. Konselor sekolah memegang organisasi program bimbingan dengan mengadakan
pembagian tugas diantara semua tenaga, misalnya para guru.
Bimbingan konseling di sekolah menengah atas
Memasuki sekolah pada jenjang pendidikan ini tidak membawa perubahan
drastis dalam rutinitas sekolah bagi siswa, karena dia sudah biasa dengan
pergantian bidang studi dan tenaga pengajar dalam jadwal pelajaran. Namun,
rentang umur antara 16-19 tahun yang meliputi sebagian besar dari masa remaja,
merupakan masa yang sangat berarti bagi perkembangan kepribadian seseorang.
Oleh karena itu, pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap,
dibanding dengan pelayanan di satuan pendidikan di bawahnya.
Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan program bimbingan di sekolah
menengah atas, diantaranya adalah:
1. Tujuan penyelenggaraan
Pendidikan menengah berkenaan dengan tujuan
institusional ditetapkan bahwa pendidikan menengah bertujuan meningkatkan
pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan kesenian. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial.
2.
Kebutuhan siswa selama rentang
umur 16-19 tahun
Kebutuhan utama pada masa ini bersifat psikologis,
seperti mendapat perhatian tanpa pamrih negatif apapun, mendapat pengakuan
terhadap keunikan pikiran dan perasan mereka, menerima kebebasan yang wajar
dalam mengatur kehidupannya sendiri tanpa dilepaskan sama sekali dari
perlindungan keluarga. Hal-hal yang perlu dikembangkan dalam masa ini adalah
rasa tanggung jawab, persiapan diri untuk memasuki corak kehidupan orang
dewasa, memantapkan diri dalam memainkan peranan sebagai pria dan wanita,
perencanaan masa depan sesuai dengan bidang studi dan pekerjaan yang sesuai
dengan nilai-nilai kehidupan yang dianut dan keadaan nyata dalam masyarakat.
3.
Bentuk bimbingan
Bimbingan kelompok maupun individual diterapkan secara
seimbang. Agar pelayanan sampai pada semua siswa, sebagian besar kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk bimbingan kelompok. Namun,
jika siswa remaja sangat peka dalam hal-hal yang dianggap pribadi maka
kesempatan untuk konseling sewaktu-waktu harus tersedia.
Macam-macam bimbingan konseling di sekolah menengah
- Bimbingan pribadi siswa
- Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.
- Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
- Pemantapan kemampuan dalam mengambil keputusan, dan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
- Bimbingan sosial siswa
- Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif.
- Pemantapan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman sebaya baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
- Pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya pelaksanaannya secara dinamis serta bertanggungjawab.
- Bimbingan belajar siswa
- Pemantapan sikap dan kebiasaan, serta keterampilan belajar yang efektif, efisien, dan produktif, dengan sumber yang lebih bervariasi.
- Pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat secara luas.
- Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan jenjang selanjutnya.
- Bimbingan karir siswa
- Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan yang hendak dikembangkan.
- Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, dan khususnya karir yang hendak dikembangkan.
- Pemantapan pengembangan diri berdasarkan IQ, EQ, dan SQ untuk pengambilan keputusan pemilihan karir sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking