/* Loading Page */ .QOverlay { background-color: #000000; /* background color loading */ z-index: 9999; } .QLoader { background-color: #CCCCCC; /* color bar loading */ height: 10px; } .QAmt { color:#FF530D; /*loading Color number*/ font-size:50px; font-weight:bold; line-height:50px; height:50px; width:100px; margin:-60px 0 0 -50px;}

Woensdag 08 Mei 2013

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH LANJUTAN

Bimbingan Konseling di Sekolah Lanjutan
Tujuan intruksional pokok bahasan ini adalah memahami dasar-dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah lanjutan,dan memahami pokok-pokok permasalahan siswa di sekolah lanjutan, sehingga dapat mengevaluasi pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah lanjutan.

Pokok Pembahasan
1.    Seberapa penting BK di sekolah lanjutan.
2.    Permasalahan siswa dalam sekolah lanjutan.
3.    Pelanggaran ketertiban.
4.    Tugas-tugas pelayanan,dan.
5.    Persiapan sebagai Psikolog Sekolah.
   
Pentingnya BK di Sekolah Lanjutan
Pada jenjang sekolah lanjutan, kebanyakan siswa untuk pertama kali berhadapan dengan banyak guru dengan aneka ciri kepribadian, gaya mengajar dan lain-lain, sehingga para siswa memerlukan penyesuaian diri dengan banyak guru tersebut.Selain itu karena usia dalam sekolah lanjutan ini tergolong dalam usia remaja awal sampai remaja akhir yang memerlukan penyesuaian diri dan bimbingan dalam pengambilan keputusan,maka seorang psikolog sekolah perlu memahami benar-benar ciri-ciri perkembangan pada masa ini untuk memberi pelayanan konseling kepada para siswa maupun informasi kepada guru dan orangtua siswa tersebut. Sehingga hal inilah yang membuat bimbingan di sekolah lanjutan sangat dipandang penting keberadaannya. 

Dua Bentuk Bimbingan Dalam Sekolah Lanjutan

1. Bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian pendidikan.
Meliputi: 
Menyesuaian karena perubahan dari metode pendidikan SD yang kebanyakan guru-guru kelas, ke guru-guru bidang studi. 
Penyesuaian dalam masalah pemilihan program studi di SMU.
2. Bimbingan yang berkaitan dengan pengembangan diri
Meliputi:
Masalah yang berkaitan dengan perubahan emosi dan ketidakstabilan emosi.

Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan tingkat pertama antara lain:
1.      Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri 
2.      Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya 
3.      Mengatasi kesulitan dalam memecahkan masalah yang di hadapi 
4.   Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan,minat yang mereka miliki secara tepat.

Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan tingkat atas antara lain:
  1. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri yang berkaitan dengan: Pengetahuan yang di capai bagi kelanjutan studi maupun sikap yang dimiliki bagi komunikasi dalam hubungan sosial.
  2. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi ciri-ciri dan tuntunan sekolah kini dan prospek mendatang. 
  3. Mengatasi kesulitan dalam menguasai pengetahuan tuntunan sekolah. 
  4. Mengatasi kesulitan dalam menguasai keterampilan tertentu yang dituntut suatu jenis karier dan lapangan kerja. 
  5. Mengatasi kesulitan dalam menguasai sikap-sikap hormat dan penghargaan yang di harapkan lingkungan sosial tertentu.

Memahami Pelanggaran Siswa
         Secara umum para ahli bimbingan dan konseling sekolah tidak diserahi tugas menghukum, karena akan menyulitkan para ahli bimbingan dan konseling sekolah tersebut dalam membangun hubungan baik dengan kliennya. Agar dengan hubungan baik tersebut mereka dapat mengungkapkan latar belakang perilaku pelanggaran tersebut.
        Untuk mengatasi berbagai pelanggaran siswa tersebut,para konselor harus peka terhadap apa yang menjadi sebab mereka melakukan pelanggaran tersebut.Misalnya saja, berbuat curang. Adapun salah satu sebab mereka melakukan pelanggaran tersebut, antara lain:tugas yang diberikan terlalu sulit untuk diketahui dan di pahami siswa, dan lain sebagainya.

Sebab-Sebab Gangguan Disiplin Kelas
Menurut Klausmeir dan Goodwin (1975) mengutip Sheviakov dan Redl, membagi penyebab gangguan indisipliner atas 6 faktor, antara lain:
  1.  Ketidakpuasan dengan tugas-tugas di sekolah.
  2. Adanya keresahan dalam bergaul dengan orang lain.
  3. Suasana kelas yang tidak nyaman.
  4. Tidak adanya keserasian antara aturan aturan yang ada di kelas dengan kebutuhan       mandiri   seorang remaja.
  5. Adanya ketegangan emosional yang mengikuti perubahan kegiatan yang mendadak.
  6. Komposisi kelompok di dalam kelas.

Saran-Saran Penanganan Disiplin
Bossone (1979) menyatakan bahwa disiplin kelas banyak tergantung pada keberhasilan guru dalam mengelola kelasnya agar suasana kelas dapat menyenangkan, adapun saran-saran agar kegiatan belajar dapat berjalan dengan efektif antara lain:
1. Kenalilah siswa-siswa tersebut
2. Rencanakan dan persiapkan pelajaran dengan sebaik-baiknya.
3. Libatkan siswa-siswa dalam membuat aturan-aturan bagi kelas
4. Usahakan agar pelaksanaan kegiatan rutin kelas dapat berlangsung dengan efisien,serta
5. Bertindak arif

Tugas-Tugas yang Berkaitan dengan Pelayanan di Sekolah
Seperti bimbingan disekolah pada umumnya, bimbingan disekolah lanjutan mencakup lima macam bentuk pelayanan, yaitu: pelayanan konseling, pelayanan inventarisasi individual, pelayanan informasi, penempatan dan penelitian. Dengan adanya lima macam pelayanan ini, maka ada 10 tugas yang harus dikelola oleh staff bimbingan dan konseling, antara lain:
  1. Tugas managemen, ex: merencanakan dan mengembangkan program bimbingan dan konseling di suatu sekolah.
  2. Tugas mengumpulkan data, ex: melakukan koordinasi pengumpulan data anak didik melalui inventarisasi, pengetesan dan lain-lain.
  3. Tugas konseling, ex: membantu siswa memahami dirinya sendiri, memecahkan masalah dan lain-lain.
  4. Tugas perencanaan pendidikan dan perencanaan pekerjaan, ex: menyediakan informasi mengenai pendidikan dan pekerjaan yang ada di lingkungannya.
  5. Tugas memberi penunjukan atau rujukan, ex: karena ada kasus-kasus tertentu yang membutuhkan bantuan tenaga ahli dari luar tenaga sekolah, maka perlu mendapat rekomendasi atau surat pengantar untuk mendapatkan bantuan tersebut.
  6. Tugas penempatan, ex: penempatan murid-murid di program-program studi yang tepat, dan lain-lain.
  7. Tugas Bantuan kepada Orangtua, ex: Bimbingan konseling di sekolah juga perlu membantu orang tua memahami perkembangan anaknya, dengan memberikan informasi yang dibutuhkan orangtua.
  8. Tugas konseling untuk guru dan tenaga administrasi, ex: Kadang-kadang guru dan karyawan juga memerlukan bantuan untuk memecahkan masalah pekerjaannya.
  9. Tugas Penelitian, ex:Evaluasi keberhasilan program bimbingan.
  10. Tugas Hubungan Masyarakat, ex: menginterpretasikan perubahan program baik di sekolah, orangtua dan masyarakat pada umumnya.

Persiapan-Persiapan Sebagai Psikolog Sekolah
Dengan adanya kemungkinan bagi seorang sarjana psikologi untuk memikul tugas sebagai psikolog sekolah di sekolah lanjutan, maka diperlukan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang mendukung, antara lain:
a.       Menguasai dasar-dasar serta falsafah bimbingan dan konseling 
b.      Mahir dan trampil dalam pengumpulan data dan interpretasinya 
c.       Memahami teori dan mempraktekkan konseling individual maupun kelompok 
d.      Mampu mempraktekkan etika profesi 
e.       Mahir dalam statistik dan metode penelitian pendidik
f.        Terampil menangani kasus baik melalui magang maupun program profesi dengan supervise.


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking