Istilah supervisi baru muncul kurang
lebih tiga dasawarsa terakhir ini (Suharsimi Arikunto,2004). Kegiatan serupa yang dahulu banyak
dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam
konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupaka bagian
dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan supervisi melengkapi
fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu
penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan
memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang
lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran
mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut
dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan
factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi aspek-aspek tersebut
secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula apa yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.
- Pengertian Supervisi
Secara morfologis Supervisi berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti
diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan
dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan
–orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human,
manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak
mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi
dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat
diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter. Memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas
sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan
perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Boardman. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha
menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru
di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian
mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara
kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi
modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai
kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang
dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan
ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan
Kimball Wiles
(1967)Konsep supervisi modern dirumuskan sebagai berikut : “Supervision is
assistance in the development of a better teaching learning situation”.
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah
pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran,
pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987),
supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Dari
uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan
defenisi supervisi dari tinjauan yg
berbeda-beda.God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru
dalam jabatan mengajar, Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih
sanggup berpartisipasi dlm masyarakat modern. Willem Mantja memandang supervisi
sebagai kegiatan untuk perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.
Kimball Wiles beranggapan bahwa faktor manusia yg memiliki kecakapan (skill)
sangat penting untuk menciptakan suasana belajar mengajar yg lebih baik. Ross L
memandang supervise sebagai pelayanan
kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto
(1987) memandangkan sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai
sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Kegiatan
supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau
penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan
–orang yang berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.
Inspeksi
: inspectie (belanda) yang artinya memeriksa
dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur
dalam hal ini mengadakan :
1.Controlling :
memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2. Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai
dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging :
mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing :
pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5. Demonstration :
memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya melihat apa
yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat apa yg positif
& negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi
sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari-cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata
kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg
masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang sudah
positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting
adalah pembinaannya
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor.
Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam
pendidikan adalah kepala sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas
ditingkatkan kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap
provinsi.
Mulyasa (2006) supervisi
sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai
supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus
yang lebih independent, dan dapat
meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Jika supervisi dilaksanakan oleh
kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan
pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah
pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan
tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan
penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
- Tujuan dan sasaran Supervisi
Tujuan utama
supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984;
Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990).
Tujuan umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan
kepada guru dan staf agar personil
tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan
tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .
secara operasional dapat dikemukakan
beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan yaitu
- Meningkatkan mutu kinerja guru
- Membantu guru dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
- Membantu guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
- Membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
- Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
- Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
- Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
- Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
- Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
- Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
- Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
- Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
Adapun sasaran utama dari
pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah
peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 &
1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari
objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi:
Supervisi Akademik
Supervisi Akademik
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik,
yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran
pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu
Supervisi Administrasi
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi
yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
Supervisi Lembaga
Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di
sekolah. Supervisi ini
dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah secara
keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS
(Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
- Prinsip-prinsip Supervisi
Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
- Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
- Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
- Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
- Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
- Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan atas hubungan pribadi.
- Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang disupervisi.
- Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah.
Sedangkan menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975) prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut;
(a) supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif, (b)
supervisi harus kreatif dan konstruktif, (c) supervisi harus ”scientific” dan efektif, (d) supervisi
harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, (e) supervisi harus
berdasarkan kenyataan, (f) supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor
dan guru-guru untuk mengadakan “self
evaluation”
Karena prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah-kaidah yang harus
dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi, maka hal itu
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari para supervisor, baik dalam
konteks hubungan supervisor-guru, maupun di dalam proses pelaksanaan supervisi.
- Fungsi Supervisi
- Fungsi Meningkatkan Mutu PembelajaranRuang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
- Fungsi Memicu Unsur yang Terkait dengan PembelajaranLebih dikenal dengan nama Supervisi Administrasi.
- Fungsi Membina dan Memimpin
- Tipe-tipe Supervisi
Tipe
Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model
kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang
lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru.
Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati
apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus
menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan
saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru
boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi,
pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai
sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak
yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus
demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk
hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi
yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian,
apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi
ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
Tipe Training dan
Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang
positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan
latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya
kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu
mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan
kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin
saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para
anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
- Jenis teknik Supevisi
wyn dalam Sahertian dan Mataheru (1986) menyebutkan teknik supervisi
terdiri dari individual deviation
(bersifat individual) dan group devices
(bersifat kelompok). Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain;
kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas,
dan menilai diri sendiri. Sedangkan teknik yang bersifat
kelompok diantara adalah; panel of forum discussion,curriculum laboratry, directed reading,
demonstration teaching, professional libraries, supervisory bulletin, teacher meeting,
professional oraganization, workshop of group work.
Evan dan
Neagly (1980) menyebutkan teknik supervisi terdiri dari; individual techniques (teknik perorangan) dan group techniques (teknik kelompok). Individual techniques terdiri atas; assignment of teachers, classroom visitation and observation,
classroom experimentation, colleges course, conference (individual),
demonstration teaching, evaluation, proffesional reading, professional writing,
supervisory bulletins, informal contacts. Sedangkan yang termasuk teknik
kelompok (group techniques)
diantaranya adalah; orientation of new
teacher, development of professional libraries, visiting other teachers,
coordinating of student teacing.
A.Teknik perseorangan .
- Mengadakan kunjungan kelas (Classroom visitation) Yang dimaksud adalah kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru yang sedang mengajar atau ketika kelas sedang kosong.
- Mengadakan observasi kelas (Classroom Observation) Kunjungan ke sebuah kelas untuk mencermati situasi/peristiwa yang sedang berlangsung di dalam kelas.
- Mengadakan wawancara : dilakukan apabila supervisor menghendaki jawaban dari individu tertentu.
B. Teknik kelompok
- Mengadakan pertemuan/rapat (meeting ) Dalam kegiatan ini Supervisor dapat memberikan pengarahan ( directing ), pengkoordinasian ( coordinating ) dan mengkomunikasikan ( comunicating ) segala informasi kepada guru/staf .
- Mengadakan diskusi kelompok ( group discusion )
- Mengadakan penataran (in service training)
- Seminar
- Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
- Tahap penysunan program supervisi.(Program tersebut meliputi program tahunan dan program semester ( terlampir ) )
- Tahap persiapan, yang perlu dipersiapkan ;
- Format/instrumen supervisi.
- Materi pembinaan/supervisi.
- Buku catatan .
- data supervisi/pembinaan sebelumnya.
3. Tahap
pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang
telah ditetapkan .
4. Tahap tindak
lanjut.
Merupakan pembinaan dan perbaikan dari
hasil temuan pada saat supervisi.
- MELAKSANAKAN SUPERVISI PEMBELAJARAN
A. Observasi kelas
observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik
memberikan supervisi pembelajaran Karen dapat melihat kegiatan guru, murid dan
masalah yang timbul.
- Perancanaan
Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam
satu semester atau tahunan. Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah
guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan
pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas undangan.
2. Mekanisme observasi
a. Persiapan yang diperhatikan :
- Guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah
akan mengadakan observasi
- Kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang
apa yang dioservasi
b. Sikap observasi didalam kelas
- Memberikan salam kepada guru yang mengajar
- Mencari tempat duduk yang tidak mencolok
- Tidak boleh menegur kesalahan guru di dalam kelas
- Mencatat setiap kegiatan
- Bila ada memakai alat elektronika : tape recorder,
kemera
- Mempersiapkan isian berupa check list
c. Membicarakan hasil observasi
hasil
yang dicatat dibicarakan dengan guru, dan beberapa hal yang diperlu
dikemukankan :
-
kepala sekolah mempersiapkan (bisa bertanya pada nara sumber atau perpustakaan)
-
waktu percakapan
-
tempat percakapan
-
sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan
-
percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi
-
guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat
-
kelamahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan
-
saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis
-
kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.
d.
laporan percakapan
-
hasil pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru yang telah
diobservasi
-
isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi,
pemecahan masalah dan saran-saran
B.
Saling mengunjungi
Dalam
kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain :
1. Untuk tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
2. Untuk tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)
C.
Domonstrasi mengajar
Dalam
kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek
mengajar karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan filusuf.
Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang
mudah, sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu
mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran
tentang pembelajaran yang baik
D. Supervisi klinis
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi
pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur
pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang
terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahkan perbaikan
kekurangan dan kelemahan tersebut.
Pelaksanaan supervisi klinis menurut la sulo (1987),
mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut :
- Bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
- Kesepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)
- Instrument dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor
- Guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki. Bila perlu berlatih diluar sekolah
- Pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas
- Balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif
- Guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya
- Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan
- Supervisor dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka.
- Supervisor dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan pembelajaran
E. Kaji tindak
Fokos utama kajia tindak adalah mendorong para prektisi
untuk meneliti dan terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil
penelitiannya dipakai sendiri oleh peneliti dan orang lain yang membutuhkan
Menurut kemmi (1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat
tahap yaitu : tahap perencanaan, tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap
pengamatan, tahap evaluasi danrefleksi/umpan balik.
Laporan hasil penelitian kaji tindak terdiri dari :
- gagasan umum
- perumusan masalah
- perencanaan penelitian kaji tindak
- pelaksanaan penelitian kaji tindak
- monitoring
- evaluasi dan refleksi
- saran dan rekomendasi
- PERANGKAT SUPERVISI
Salah satu perangkat yang
digunakan dalam melaksankan supervisi ialah instrument observasi
pembelajaran/check list terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan
demikian diharapkan indicator yang diamati untuk setiap unsure yang diamati,
antara lain
- Persiapan dan aperisepsi
- Relevansi materi dengan tujuan instruksional
- Penguasaan materi
- Strategi
- Metode
- Manajemen kelas
- Pemberian metivasi kepada siswa
- Nada dan suara
- Penggunaan bahas
- Gaya dan sikap perilaku
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking